Rupiah Tertekan, Akibat Ekspektasi Moneter AS
PERDAGANGAN “Nilai tukar rupiah berpotensi tertekan terhadap dollar AS hari ini karena ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS yang agresif tahun ini,” kata analis keuangan Ariston Tjendra kepada JawaPos.com, Jumat (11/2).
Ariston menjabarkan, ekspektasi tersebut menguat setelah data inflasi konsumen AS bulan Januari yang dirilis semalam menunjukkan kenaikan yang melebihi inflasi bulan sebelumnya.
Nilai tukar mata yang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini kembali berpotensi tertekan karena kebijakan moneter AS. Mengutip kurs tengah Bank Indonesia (BI) saat ini posisi rupiah ada di level Rp 14.344 per dolar AS.
Selain itu, lanjutnya, berdasarkan survei FedWatch yang dirilis CME Group menunjukkan probabilitas suku bunga acuan AS naik 50 basis poin pada rapat the Fed selanjutnya di bulan Maret 2022. Angka tersebut meningkat menjadi 85 persen dari sebelumnya hanya 24 persen.
Hal tersebut berimbas pada Yield obligasi pemerintah AS yang juga mengalami kenaikan akibat ekspektasi ini. Yield tenor 10 tahun sudah menembus angka 2 persen, level yang belum pernah tersentuh sejak Agustus 2019.
Di sisi lain, Ariston menambahkan, optimisme terhadap pemulihan ekonomi global yang membayangi pergerakan pasar keuangan beberapa hari sebelumnya diharapkan dapat menahan pelemahan kurs rupiah.
“Hari ini rupiah berpotensi melemah ke kisaran 14.400 dengan potensi support di kisaran 14.330,” pungkasnya.(jp)
BACA JUGA:
· Sejarah Prabu Siliwangi, Memimpin Kerajaan di Kapetakan Cirebon di Masa Muda
· Pasukan Pajajaran, Prabu Siliwangi Punya 100 Ribu Tentara, Pasukan Elit, Juga Angkatan Laut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: